Sendiri

Ngga pernah terbayang kalau gue bakal hidup seperti dulu lagi. Hidup gue yg sekarang bisa dibilang lebih sepi dibanding dulu. Teman-teman gue satu persatu menghilang dengan kesibukan mereka masing-masing. Semula yang tadinya hidup gue berisik karena dipenuhi banyak teman. Nyatanya sekarang menjadi hening tanpa suara. Sibuk kerja, sibuk dengan keluarga. Hanya tersisa gue seorang diri yang berusaha menyibukkan diri dengan segala hal yang bisa membuat sibuk. Rasanya ingin sekali gue balik ke zona nyaman dan berkumpul dengan teman yang mempunyai tujuan yang sama. Tapi ngga mungkin, gue harus bisa lewati masa adaptasi ini dengan baik. Lelah? iya. Untuk orang yang ga bisa kalau ngga punya teman ini. Hal yang gue alami cukup pelik. Gue benar-benar merasa sendiri dan tidak dicintai. Ya tapi ini proses pendewasaan kan? gue harus dewasa. Jadi mesti pun jalan gue terasa lambat dari yang lainnya gue harus tetap berjalan agar tetap hidup dan cepat sampai ke garis finish.

Zona Nyaman

Keluar dari zona nyaman tidak semudah yang dibayangkan ternyata. Gue yang terbiasa hidup serba ditemani jadi perlahan kehilangan arah. Dihadapkan dengan kelemahan utama yang dari dulu gue takutkan "Ga bisa hidup tanpa teman" dan ya sekarang harus belajar merangkak kembali untuk menemukan rumah baru walau sebenarnya gue sudah pulang kerumah asli gue yang udah lama gue tinggalkan. Tapi tetap ternyata gue harus beradaptasi kembali dengan kondisi yang baru ini. Belum lagi proses pencarian yang cukup luar biasa dan kewajiban yang sudah mulai terlihat terjalnya. Kadang terpikir untuk pulang kembali ke rumah yang terdahulu tapi kemudian gue tersadar rumah itu sudah terisi dan bukan milik gue lagi. Sekarang yang harus dilakukan ya merangkak kembali sampai bisa berdiri dan menemukan sinar baru seperti sediakala. Hikmah yang didapat harus belajar bersyukur di segala kondisi susah maupun senang. Ayo tetap belajar bersyukur sha! 💕